Antara kita, Timnas dan Malaysia

Bismillah..

Meski pertandingan sepakbola antara Indonesia dengan Malaysia telah berakhir kemaren dengan kekalahan Timnas, namun “nuansa” dari pertandingan kemaren masih hangat dibicarakan. Banyak yang seolah belum percaya dengan hasil pertandingan kemaren.

Kekalahan sebenarnya adalah hal yang wajar dalam setiap pertandingan demikian karena tak mungkin kedua-duanya yang menang. Memang kita boleh agak bersedih dengan hasil yang didapat mengingat antusiasme yang besar dari masyarakat Indonesia. Namun, bukan berarti kita sampai berlarut-larut dalam kesedihan karena Timnas Garuda Muda pun secara keseluruhan telah bermain bagus sepanjang kejuaraan. Yang harusnya kita sedih adalah sampai meninggalnya dua orang  supporter di GBK karena berdesakan di dalam stadion. Hal ini harus menjadi pelajaran bagi Pemerintah dan kita semua.

Kita sebenarnya belum dewasa dalam menyikapi suatu keadaan, ketika Timnas berhasil mengalahkan Vietnam dalam laga Semi Final, rata-rata dari kita seolah menaruh harapan yang yang besar untuk “balas dendam” kepada Malaysia. Media massa pun menambah bumbu dengan judul-judul bernada  seperti “Ganyang Malaysia”, “GilasHarimau Malaka”, “Balas Dendam Garuda”, dll. Dengan harapan yang besar mereka datang ke Stadion. Berdesakan pun siap dilakukan demi menyaksikan pertandingan secara langsung. Hal yang terlupa bahwa sebenarnya jiwa sportivitas lah yang harus dikedepankan, meski Malaysia sering berulah kepada Indonesia, namun janganlah menjadi latah untuk saling menjatuhkan.

Banyak cacian yang terlontar dari kepada Malaysia sebelum pertandingan, hal yang seolah menjadi perwujudan kebencian selama ini. Harapan untuk melihat kekalahan Malaysia itulah yang menjadi semangat dalam jiwa supporter. Seandainya kita lebih dewasa, tentu suasana pertandingan kemaren akan berlangsung lebih asik sebagaimana pertandingan melawan Vietnam sebelumnya yang lebih murni ke sportivitas, apalagi Indonesia sebenarnya saat itu sudah diketahui berhasil menjadi juara umum, jauh mengalahkan Malaysia lagi. Kedepan, emosi yang tak terkuasai ini yang harus coba kita kelola supaya jangan sampai hal kejadian seperti ini terulang lagi.

Malaysia mungkin berhasil memenangkan pertandingan tersebut, karena kita bisa melihat bahwa memang secara taqdir merekalah yang lebih beruntung. Secara pertandingan, kedua tim sebenarnya berimbang, bahkan Indonesia bisa dikatakan lebih unggul, apalagi di menit-menit awal dan akhir sebelum adu penalti.

Akhirnya, semoga kejadian ini bisa membuka pikiran kita untuk lebih tenang menyikapi suatu konflik supaya jangan tercampur-aduk.  Kita memang kalah dalam sepakbola, tapi kalah secara terhormat. Lebih dari itu, kita berhasil menang secara Mutlak sebagai juara umum Sea Games.

Tinggalkan komentar